Email meacvlpa8@ meacvlpa8@gmail.com PACE E BENE.Salam kenal. aku kapusin. aku pria. aku jomblo. and i'm feeling good. :)Channel ini berisi
LENGKONG AYOBANDUNG.COM --Berikut kalender liturgi katolik Juli 2022 lengkap bacaan harian, yaitu bacaan injil, bacaan pertama, bacaan kedua, mazmur tanggapan, dan Warna Liturgi.Gereja katolik memiliki kalender khusus yang dimana di kalender tersebut juga ditetapkan bacaan harian. Selain itu juga pada tanggal tertentu juga gereja aka merayakan pesta orang kudus.
RenunganHarian Katolik Senin 4 Juli 2022 Peringatan fakultatif St. Elisabet dr Portugal Warna Liturgi Hijau. Bacaan Pertama Hos. 2:13,14b-15,18-19,
KonsiliOikumenis Vatikan Kedua (1962-1965) atau secara singkat disebut Konsili Vatikan II atau Vatikan II, adalah sebuah konsili oikumenis ke-21 dari Gereja Katolik Roma yang dibuka oleh Paus Yohanes XXIII pada 11 Oktober 1962 dan ditutup oleh Paus Paulus VI pada 8 Desember 1965.Pembukaan Konsili ini dihadiri oleh hingga 2540 orang uskup Gereja Katolik Roma sedunia (atau juga disebut para
Beberapadari mereka akan Kuambil sebagai imam dan orang Lewi, firman TUHAN. Responsif Mazmur: ( Mzm 117:1, 2 ) R.(Mk 16:15) Pergilah ke seluruh dunia dan sampaikan Berita Baik. atau: R. Alleluia. Pujilah TUHAN, hai semua bangsa; memuliakan dia, semua orang! R. Pergilah ke seluruh dunia dan sampaikan Berita Baik. atau: R. Alleluia.
WarnaLiturgi Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Vigili Paskah, hingga Minggu Paskah Katolik Beserta Kalender Liturgi 2022. Penulis: Carolus Bara. Selasa 08-03-2022 / 10:52 WIB. Kalender Liturgi Masa Prapaskah untuk Bulan Maret 2022 HARI MINGGU PRAPASKAH IV (warna liturgi: ungu atau merah muda) Baca juga: 20 Ayat Alkitab untuk Ucapan
BagiAnda umat Katolik, pasti sudah paham mengenai masa adven dan maknanya yang biasa dilaksanakan pada momen menjelang Natal. Masa adven memang selalu dimulai pada akhir November atau awal Desember. Pada setiap tanggal 30 November atau hari minggu yang paling dekat dengan tanggal tersebut, setiap gereja Katolik akan memulai masa Adven.
SIMBOLISMELITURGI EKARISTI DALAM GEREJA KATOLIK Sebuah Konsepsi dan Aplikasi Simbol Laksmi Kusuma Wardani Dosen Jurusan Desain Interior - Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra Surabaya Email: laksmi@ Liturgi merupakan pengalaman keimanan dan sekaligus pengalaman estetis yang mengandung unsur ritual emosional, dan memiliki tujuan kreatif yaitu pembentukan simbol
ySce. Kita sering memperhatikan kalau saat misa, Pastur sering mengenakan busana liturgis yang berbeda warna. Bukan tergantung situasi, atau tergantung mood misal, pasturnya lagi baper terus dia pake warna ungu gitu. Engga, bercanda aja. Tapi memang warna-warna itu memiliki makna tersendiri, seperti perayaan besar natal-paskah atau peringatan lainnya. Ada apa sajakah? Yuk kita kupas satu-satu. Warna hijau dikenakan dalam Masa Biasa Inggris Ordinary Time. Masa Biasa ini jatuh sesudah Masa Paskah, mulai Hari Minggu Pentakosta sampai hari Sabtu sebelum Hari Minggu Pertama Masa Adven. Masa Biasa berpusat pada masa tiga tahun karya misi Kristus di tengah masyarakat; ini dilihat dari bacaan-bacaan Injil yang biasanya mengisahkan ajaran-ajaran dan mukjizat-mukjizat Tuhan di bumi. Warna hijau adalah warna alam dan pepohonan; ia menyerupai warna tunas-tunas muda yang menyembul pada awal musim semi. Ia adalah warna kehidupan dan harapan baru, melambangkan harapan yang ada pada diri kita setelah dicurahkannya Roh Kudus pada hari Pentakosta. Pada hari Pentakosta ini Sang Penolong yang dijanjikan hadir di tengah-tengah kita, dan lahir pulalah Gereja Katolik, yaitu Tubuh Kristus, tanda Kerajaan Allah di bumi, sekaligus satu-satunya Pengantin Perempuan Tuhan. 2. Warna Merah Merah sebagai warna liturgis dikenakan pada hari-hari berikut Hari Minggu Palma Hari Jumat Agung Hari Minggu Pentakosta Perayaan-perayaan Sengsara Tuhan Pesta para rasul dan pengarang Injil kecuali Santo Yohanes yang tidak dimartir Perayaan-perayaan para martir Jika kita cermati, sebagian besar hari-hari itu memiliki persamaan, yaitu DARAH. Warna merah, yang adalah warna darah, merupakan lambang pengorbanan Kristus dan para martir-Nya. Melalui warna merah, kita diingatkan akan Darah Kudus yang telah tercurah bagi kita di kayu salib. Kita yang telah berdosa melawan Dia, telah ditebus-Nya sehingga semua yang percaya pada-Nya beroleh hidup kekal. Kita pun juga dikuatkan oleh jasa-jasa para martir Gereja. Saat ini mereka sudah hidup bersama Allah di surga, namun senantiasa mendoakan kita, Gereja yang masih berziarah di bumi, agar kelak kita juga bisa ikut merayakan Perjamuan Anak Domba di surga. Warna merah darah para martir memberi kita semangat untuk meniru kesaksian mereka dalam mengikuti Kristus sampai mati. Selain itu, merah juga melambangkan API, sesuai dengan Hari Raya Pentakosta. Lidah-lidah api adalah lambang Roh Kudus; api inilah yang mengobarkan iman para rasul sehingga mereka berani mewartakan Kristus kepada sahabat maupun musuh. Iman mereka menyala-nyala dan memukau semua yang mendengar kesaksian mereka, sehingga semakin banyaklah jiwa yang dimenangkan bagi Kristus. 3. Warna Emas/Putih Warna kuning emas atau putih dikenakan pada Masa Natal Masa Paskah Perayaan-perayaan Tuhan Yesus kecuali peringatan sengsara-Nya Pesta-pesta Santa Perawan Maria, para malaikat, dan para kudus yang bukan martir Pesta Pertobatan Santo Paulus Rasul 25 Januari Pesta Takhta Santo Petrus Rasul 22 Februari Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis 24 Juni Pesta Santo Yohanes Rasul dan Pengarang Injil 27 Juni Hari Raya Semua Orang Kudus 1 November Misa Arwah opsional Kuning atau putih melambangkan sukacita dan kemenangan, kekudusan dan kemurnian, serta cahaya ilahi. Melalui kedua warna ini, kita diingatkan akan peristiwa-peristiwa gembira dalam kehidupan Tuhan Yesus dan Bunda-Nya, serta juga kesucian para orang kudus yang patut kita teladani. Peristiwa-peristiwa gembira menunjukkan kepada kita bagaimana memperoleh kebahagiaan sejati, yaitu dengan mendengarkan dan mematuhi Kehendak Allah. Kebahagiaan ala Kristen adalah kebahagiaan yang berlandaskan kepercayaan akan janji setia Allah melalui suka dan duka, tidak melulu gejolak emosi yang hanya sementara saja. Putih juga adalah lambang kebangkitan, maka warna ini digunakan pada Masa Paskah untuk memperingati kebangkitan Kristus seturut Kitab Suci. Warna putih, walaupun boleh dikenakan saat Misa arwah seturut PUMR versi bahasa Inggris secara teologis tidaklah tepat untuk mengenakan warna tersebut. PUMR juga tidak memberikan ketentuan warna apa yang harus menjadi prioritas, semua disamakan dalam status opsional 4. Warna Ungu Warna ungu paling sering dikenakan selama Masa Adven dan Masa Prapaskah, serta juga dapat dikenakan dalam Misa Arwah sebagai pengganti warna hitam. Warna ungu terutama melambangkan pertobatan dan penitensi. Warna ini, yang disebut juga violet, mengingatkan kita akan bunga violet yang kuntumnya tertunduk ke tanah sebagai simbol kerendahan hati. Masa Prapaskah adalah masa untuk memperbanyak puasa, doa, dan amal kasih; kita dengan rendah hati menyesali dosa-dosa kita sementara menantikan hidup baru di dalam Kristus yang wafat dan bangkit. Sementara itu, Masa Adven adalah masa penantian akan kelahiran Mesias yang dijanjikan para nabi. Warna ungu pada Masa Adven sesuai dengan warna semburat fajar sebelum terbitnya matahari; dengan penuh harapan kita menunggu datangnya Sang Timur yang akan menghalau kegelapan dosa. Terakhir, warna ungu pun sesungguhnya warna kerajaan; pada zaman Yesus, ungu merupakan warna yang mahal karena memerlukan zat warna khusus. Jubah warna ungu seringkali dikenakan oleh raja, atau untuk menyambut raja. 5. Warna Hitam Warna hitam mungkin sekarang jarang sekali dipergunakan, namun warna ini juga merupakan salah satu warna liturgis Gereja. Warna hitam biasanya digunakan saat Peringatan Arwah Semua Orang Beriman Misa Arwah Hitam adalah warna yang melambangkan duka atas kematian, serta gelapnya makam orang mati. Lalu mengapa Gereja mengenakan warna yang murung ini? Meskipun iman kita adalah iman yang penuh pengharapan, namun iman kita juga menyadari realita dosa dan penghakiman. Kita tidak dengan serta-merta menghakimi apakah jiwa seseorang masuk neraka atau masuk surga. Kita memang memiliki pengharapan atas kebahagiaan jiwa-jiwa terutama jiwa-jiwa Kristen, namun dengan rendah hati kita juga mengakui bahwa kita tidak mengetahui hasil penghakiman Allah atas jiwa tersebut. Gereja selalu menekankan bahwa kita semua adalah pendosa yang harus terus bertobat dan memperbaiki diri. Karena itulah, memiliki pengharapan bukan berarti kita tidak berdoa dan bertobat; justru pengharapan inilah yang semestinya mendorong kita agar semakin menyadari kelemahan-kelemahan manusiawi kita di hadapan Allah. Warna hitam mengingatkan kita akan realita ini, serta kemungkinan terburuk yang kita hadapi apabila kita tidak berusaha hidup kudus. Jika kita menganggap keselamatan itu “otomatis”, kapan kita mau serius mengikuti ajaran-ajaran Kristus? Maka, baiklah kita saling mendoakan dan menguatkan agar kita semua boleh mendapatkan kebahagiaan abadi bersama Allah dan para kudus di surga. Jangan lupa juga untuk mendoakan mereka yang masih berada di Api Penyucian; mereka ini jiwa-jiwa suci yang rendah hati, yang belum merasa pantas untuk menikmati surga sehingga rela dimurnikan terlebih dahulu. Doakanlah supaya Allah berkenan untuk segera menghadiahkan surga kepada mereka. 5. Warna Rose Warna rose ini mungkin jarang kita lihat karena tergolong warna opsional boleh dikenakan, boleh tidak, namun sebaiknya digunakan. Warna rose hanya digunakan pada Hari Minggu Ketiga Masa Adven, yang disebut sebagai Minggu Gaudete; dan Hari Minggu Keempat Masa Prapaskah, yang disebut Minggu Laetare. Untuk Masa Adven, kita mungkin ingat bahwa warna rose ini cocok dengan rangkaian lilin Adven, yang terdiri dari 3 lilin ungu dan 1 lilin rose. Warna rose mengingatkan kita bahwa kita sudah memasuki pertengahan masa penantian kita. Rose adalah warna kebahagiaan, sebab waktu penantian kita tidak lama lagi. Kita meyakini janji setia Allah akan keselamatan yang datang melalui Mesias, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Namun perlu diingat bahwa warna rose dikelilingi oleh warna ungu; maksudnya, kita harus tetap menjaga sikap hati dalam suasana tobat dan penyesalan, agar layak dan pantas menyambut kelahiran Mesias, serta kebangkitan-Nya yang membawa keselamatan dan hidup abadi. Demikian penjabaran dari setiap warna liturgy yang dimiliki oleh Gereja Katolik. Semoga dengan adanya artikel ini, harapan penulis adalah kita semakin sadar betapa kayanya Gereja yang dibangun oleh Kristus ini. Sampai jumpa di postingan berikutnya. God bless us all -Christian Nugraha- Sumber
- Dalam tradisi Gereja Katolik, warna-warna liturgi merupakan salah satu bentuk lambang atau simbol yang kerap kali digunakan Perayaan Misa. Kita sebagai orang Katolik patut bersyukur karena liturgi kita penuh dengan variasi warna yang menarik. Kita sungguh diperkaya oleh bebagai makna warna liturgi yang membantu kita lebih memaknai hidup dan terlebih dekat dengan Tuhan yang kita imani. Warna-warna itu bukanlah hiasan belaka tetapi terkandung benih-benih makna yang luar biasa. Fungsi warna itu sendiri dalam liturgi Katolik adalah sebagai tanda peristiwa gerejawi. Warna-warna ini kerap kali kita temukan pada aksesoris pakaian liturgi imam, stola maupun taplak altar. Baca Juga Unik Banget! Ini 9 Logo Halal Resmi di Negara Asia Tenggara Tata warna yang digunakan didasarkan pada Paus Pius V tahun 1570 dan ditetapkan dalam Ordo Missae oleh Paus Pius VI pada tahun 1969. Lima warna dasar yang digunakan dalam tata warna liturgi, yaitu putih, merah, hijau, ungu dan hitam. Mungkin kita tidak tahu kenapa warna ungu, atau putih atau merah atau pink?. Berikut arti warna-warna liturgi dalam Gereja Katolik dikutip dari berbagai sumber 1. Arti warna liturgi putih atau kuning Warna putih dikaitkan dengan makna kehidupan baru, sebagaimana dalam liturgi baptisan si baptisan baru biasa mengenakan pakaian putih. Warna putih pada umumnya dipandang sebagai simbol kemurnian, ketidaksalahan, kesucian, terang yang tak terpadamkan dan kebenaran mutlak. Warna putih juga melambangkan kemurnian sempurna, kejayaan yang penuh kemenangan, dan kemuliaan abadi. 2. Arti warna liturgi merah Merah berarti cinta dan penderitaan. Warna ini biasa dipakai dalam perayaan peringatan para martir dan pada perayaan Hari Raya Pentakosta. Pada perayaan hari raya Pentakosta, biasanya para imam akan memakai pakaian merah yang dihiasi dengan moitif lidah api atau burung merpati yang merupakan simbol dari Roh Kudus.
Warna Liturgi dalam Gereja Katolik memiliki makna dan arti yang berbeda-beda. Gereja Katolik sudah menetapkan warna liturgis di dalam ekaristi. Untuk mengetahui warna liturgis setiap hari atau minggunya dapat melihat panduan dalam kalender liturgi gereja. Warna yang sudah ada dan ditetapkan gereja dalam kalender litugi tidak untuk diperdebatkan atau diubah sendiri. Hal ini dikarenakan makna dari warna litugis memiliki arti yang berbeda. Warna liturgi dalam Gereja Katolik ada beberapa warna, yaitu putih atau kuning, merah, merah muda atau pink, hijau, ungu, bahkan hitam. Warna liturgi biasanya terdapat pada pakaian liturgi para petugas liturgi termasuk Imam dan juga terdapat pada kain yang digunakan untuk menutupi meja-meja pada altar maupun panti imam. Berikut adalah makna dan arti warna liturgi dalam perayaan Gereja Katolik. Warna Putih atau Kuning Warna putih atau kuning melambangkan tentang warna kesucian, kemulian, kesempurnaan, kemurnian, kemenangan. Warna ini bisa dipakai pada waktu Natal, Paskah, Kamis putih, dan Hari Raya Orang Kudus atau Hari Raya Khusus yang diperingati oleh gereja. Warna Merah Warna merah melambangkan pengorbanan dan keberanian. Biasanya warna ini dahulu dipakai oleh para martir. Warna ini biasa dipakai pada waktu Hari Raya Jumat Agung, Minggu Palma. Warna Merah Muda atau Pink Warna ini melambangkan suka cita atau kegembiraan dan cinta kasih. Biasanya digunakan pada waktu Minggu Adven ketiga minggu gaudete dan Minggu Prapaskah IV. Warna Hijau Warna hijau melambangkan kesuburan dan kehidupan. Warna liturgi ini dipakai pada hari minggu biasa. Warna Ungu Warna ungu melambangkan tentang pertobatan. Warna ungu biasa dipakai pada masa prapaskah atau juga masa adven. Selain itu juga dapat dipakai pada waktu misa arwah misa requiem ketika ada umat yang meninggal. Warna Hitam Dahulu warna ini pernah digunakan untuk misa kematian. Karena dianggap bahwa kematian adalah hal yang gelap. Tetapi sekarang warna ini sudah tidak digunakan lagi oleh gereja dan diganti dengan warna ungu. Dalam perayaan liturgi, warna sudah diatur dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Tidaklah baik jika warna perayaan liturgi gereja kita ganti sesuka hati. Karena gereja sudah menetapkan warna yang digunakan liturgi sesuai dengan maknanya. Baca juga Makna Korona Adven Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari Mari bergabung di Grup dan Chanel Telegram “JAGO KOMSOS“, caranya klik link kemudian join. Anda harus menginstall aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.