Dalamvideo kali ini, MsShanti bercerita tentang Joko Kendil, cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. Dengan adanya teks terjemahan bahasa Inggris, vide DefinisiCerita Rakyat Jawa tengah. Kumpulan cerita rakyat Jawa Tengah ini disusun dalam rangka menyebarluaskan cerita rakyat Indonesia khusus dari Jawa Tengah agar tidak hilang dan tetap lestari. Peristiwa tertangkapnya Pangeran Diponegoro oleh tentara Belanda dengan cara tipu muslihat tidak menyurutkan perlawanan dari para pengikutnya. Batu bJoko kendil c.Sangkuriang d.Ciung Wanara Jawaban C. Semester genap. seperti tema, penokohan, alur, latar, dan amanat. Sedangkan unsur ekstisik adalah unsur pembangun yang terdapat di luar cerita. Pada pembahasan akankita pelajari unsur intrinsik cerpen terutama tema, latar, dan penokohan. =>Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pidato G Mengenali Kepaduan Paragraf dalam Cerita Pendek Dermaga karya Lan Fang Dermaga Aku sedang berada di dermaga. Malin Kundang, Bawang Merah Bawang Putih, Cindelaras, Sangkuriang, Lutung Kasarung, atau Joko Kendil. Sastra Anak Indonesia bisa dikatakan tersubordinasi oleh bacaan terjemahan. Anak-anak kita menjadi tamu di negeri Penggelihati adalah cerita komedi yang berkembang dalam suatu masyarakat atau cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-masing dilukiskan secara humor. Contoh:Si Kabayan, Pak Pandir, Cerita Lebai Sesuaikalian pengetahuan kulo engkang taksih terbatas. Pramilo tumerap sederek sederek engkang kerso maos Buku puniko terutami poro Alim Ulama’ menawi memanggihi kesalahan soho kekirangan wonten Buku puniko, kulo suwun supados kerso paring nasehati utawi saran saran dateng penyusun kangge kesempurnaan susunan selajengipun lan sa’derengipun 20 Carita Jaka Tarub. Kisah atau dongeng cerita rakyat terakhir adalah cerita rakyat Jaka Tarub. Diceritakan, pada zaman dahulu hidup seorang pemuda bernama Jaka Tarub di sebuah desa di Jawa Tengah. Jaka tinggal bersama ibunya bernama mbok Milah. Ayah Jaka telah lama meninggal dan untuk menyambung hidup, Jaka dan ibunya bertani setiap hari. Inilahdongeng tentang Joko Kendil cerita rakyat yang berasal dari Jawa Tengah. - Halaman 3. Rabu, 13 Juli 2022; Cari. Dongeng Joko Kendil Cerita Rakyat Jawa Tengah Namun tubuhnya tidak berubah, tetap seperti kendil. Pada suatu hari Joko Kendil menyampaikan keinginannya untuk segera menikah. Tentu saja ibunya bingung, siapa yang mau zsBDJL. Karena berasal dari Jawa Tengah, cerita rakyat Joko Kendil tersedia dalam bahasa Jawa. Namun tenang saja, buat yang nggak paham bahasa Jawa, di artikel ini telah kami sajikan kisahnya dalam bahasa Indonesia. Yuk, simak langsung saja!Joko Kendil adalah salah satu cerita rakyat asal Jawa Tengah yang memiliki kisah menarik dan sarat makna. Sehingga, legenda ini cocok untuk disampaikan pada yang belum tahu, kendil adalah periuk kecil yang terbuat dari tanah dan biasanya digunakan untuk menyimpan serta memasak makanan. Joko Kendil sendiri adalah kisah seorang anak yang lahir menyerupai bagaimana bisa demikian? Bila tertarik untuk menyimak detail cerita rakyat Joko Kendil, lanjutkanlah membaca artikel ini. Selain kisahnya, ada pula ulasan mengenai unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca!Cerita Rakyat Joko Kendil Sumber Jokok Kendil – Little Serambi Pada zaman dahulu, di sebuah desa kecil di Jawa Tengah, hiduplah seorang janda tua yang tinggal seorang diri. Suaminya telah lama meninggal. Untuk memenuhi segala kebutuhannya, ia setiap hari mencari kayu bakar di hutan, lalu menjualnya ke pasar. Meski perjalanan dari rumah ke hutan, lalu ke pasar sangatlah jauh, ia tak pernah mengeluh. Ditambah lagi, penghasilannya pun tak seberapa. Namun, ia tetap giat bekerja dan pantang menyerah. Salah satu keinginannya yang tak kan pernah bisa terwujud adalah memiliki seorang anak. Pada suatu malam, janda tua ini bermimi buruk, yakni kejatuhan bulan di siang hari. Saat terbangun, ia sangat terkejut, karena mimpinya terasa sangat nyata. Jantungnya berdegup kencang, terasa tak karuan. “Apa yang akan terjadi? Apa maksud dari mimpiku?” tanya wanita itu dalam hati. Ia terus memikirkan dan mengkhawatirkan mimpinya. Keesokan harinya, ia bergegas pergi ke hutan dan menuju ke pasar. Setelah menjual habis kayu bakar, ia berkeliling ke pasar untuk mencari kebutuhannya. Di tengah perjalanan, ia bertemu segerombolan orang. Karena penasaran, ia pun mendekat. Ternyata, orang-orang tersebut sedang mengeremuni seorang peramal. Saat janda tua itu mendekat, kebetulan ada seorang wanita yang ingin diramal. Ia mengatakan bila semalam bermimpi buruk dan ingin mengetahui maksud dari mimpinya. “Pak peramal, aku ingin bertanya soal mimpiku semalam,” tanya wanita itu. “Coba kamu ceritakan mimpimu padaku,” jawab sang peramal. “Semalam, aku bermimpi kejatuhan bulan di siang hari. Mimpinya terasa sangat nyata. Apakah itu pertanda buruk?” ujar wanita itu dengan wajah yang gelisah. “Itu bukanlah mimpi buruk. Justru itu pertanda yang baik. Mimpi kejatuhan bulan menandakan bahwa kau kan mendapatkan seorang anak,” kata sang peramal dengan wajah yang meyakinkan. “Benar begitu? Wah, aku sangat bahagia bila benar itu pertanda dari mimpiku semalam,” jawab wanita itu dengan wajah penuh kegembiraan. Janda tua yang sedari tadi mendengar ucapan mereka pun ikut terkejut. Mimpi wanita yang diramal sama dengan mimpinya semalam. Tapi, mana mungkin ia mendapat momongan. Suami saja ia tak punya. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Bertemu dengan Dua Pemuda Sesampainya di rumah, ia disambut oleh dua orang pemuda yang sepertinya dari kerajaan. Mereka membawa bungkusan berukuran besar. “Apa tujuan kalian ke mari, Nak?” tanya janda tua kepada kedua pria tersebut. “Kami hendak menitipkan sesuatu kepada, Ibu,” ungkap salah satu pemuda tersebut. “Apa yang ingin kau titipkan padaku, Nak? Aku ini hanya wanita tua renta. Sudah tak bisa apa-apa,” jawabnya. Lalu kedua pemuda itu menyerahkan bungkusan yang mereka pegang. “Ini adalah bayi, Bu. Kami ingin menitipkannya padamu. Tolong besarkan ia selayaknya anakmu sendiri” ucap kedua pemuda. “Kenapa bayi ini dititipkan kepadaku? Di mana dan siapa orang tua mereka” kata janda tua. “Sebenarnya ini adalah anak dari Raja kami, Bu. Hanya saja, ia dikutuk oleh orang jahat sehingga badannya menyerupai kendil. Raja tentu saja tak sanggup merawatnya. Sebenarnya, anak ini hendak dibunuh. Tapi, kami tak tega. Lalu, kami mendengar bila Ibu tinggal sendiri dan butuh seorang anak. Maka dari itu, kami tawarkan anak ini padamu,” jelas kedua pemuda itu. Janda tua pun tersenyum. Dalam hati ia berkata, “Inikah jawaban dari mimpiku semalam?” Setelah terdiam beberapa saat, ia pun berkenan merawat bayi tersebut. “Baiklah, aku kan merawatnya. Akan kujaga dia seperti anakku sendiri,” ujar wanita itu. Mendengar jawaban tersebut, kedua pemuda tersebut sangatlah lega. Tak hanya memberikan bayinya saja, mereka juga ternyata memberikan uang yang sangat banyak pada si ibu. “Kami berikan sejumlah uang padamu, Bu, mohon diterima sebagai bentuk terima kasih kami padamu. Satu lagi, kutukannya akan hilang bila ia dipeluk oleh wanita yang dicintainya,” ungkap salah satu pemuda. “Baiklah. Aku yakin jika besar nanti, ia akan menemukan wanita yang dicintainya,” pungkas wanita itu. Kedua pemuda tersebut pun pamit undur diri. Wanita tua itu lalu memeluk bayi yang berbadan aneh tersebut. Meski demikian, ia sangat bersyukur karena memiliki momongan. Ia pun menamainya Joko Kendil. Bersahabat dengan Si Gundul Seiring berjalannya waktu, Joko Kendil telah tumbuh menjadi seorang pria dewasa. Meski begitu, badannya tetap kerdil. Wajahnya juga menyerupai kendil. Ia kerap menjadi bahan ejekan teman-temannya. “Si badan cebol. Tak akan ada yang mau bermain denganmu. Hahahaha,” ejek teman-temannya. Meski begitu, pria ini tetap tegar. Ia adalah pria baik yang selalu membantu ibunya. Tiap pagi, ia pergi ke kebun untuk bercocok tanam. Hasil panennya berlimpah. Bersama ibunya, ia hidup berkecukupan. Suatu hari, di kampungnya datanglah keluarga baru. Keluarga itu terdiri sepasang orang tua dan anak laki-laki berbadan kurus dan botak yang diberi nama Gundul. Karena fisiknya tersebut, ia juga tak luput dari ejekan anak-anak di kampung tersebut. “Si Gundul botak. Kepalamu aneh sekali” itulah kalimat yang sering ia dengarkan. Karena itulah, si Gundul merasa sedih dan kerap menyindiri. Di suatu hari, di sebuah kebun, Joko Kendil tak sengaja bertemu dengan si Gundul yang bersedih. Ia pun bertanya, “Kenapa kamu bersedih?”. Si Gundul pun menjawab bila ia tak tahan menjadi bahan ejekan warga di kampung sini. Mendengar kesedihannya, Joko pun berkata, “Janganlah bersedih. Biarkan saja mereka mengejek fisik kita. Tak perlu didengarkan. Yang penting, kita harus tetap berbuat baik. Aku juga kerap diejek karena badanku kerdil dan wajahku mirip kendil. Tapi, aku tak bersedih. Karena aku punya ibu yang sayang padaku.” Sejak saat itu, mereka pun berteman. Ternyata, si Gundul sangatlah berbakat. Ia sangat pandai bermain layang-layang. Tak hanya itu, ia juga jago memanah. Si Gundul kerap mengajari Joko memanah dan bertarung. Persahabatan mereka semakin lama semakin erat. Meski banyak yang mengejek, mereka tak memerdulikannya. Mengikuti Sayembara Di suatu sore hari, di pasar yang sedang ramai, Joko Kendil mendengar adanya sayembara dari kerajaan. “Dengarkan para pemuda! Raja memiliki tiga putri cantik jelita. Bagi siapa pun yang ingin melamar mereka, datanglah ke istana dan tunjukkan kemampuanmu”. Ia pun tertarik untuk mengikuti sayembara tersebut. Dengan penuh semangat, ia menemui ibunya dan menceritakan keinginannya. “Ibu, aku ingin melamar salah satu putri raja. Akan kutunjukkan bakatku dalam memanah,” ungkap pria itu pada ibunya. Mendengar hal tersebut, ibu Joko sangat terkejut. “Apa kau yakin, Nak? Dengan tubuhmu yang seperti ini, apakah sang Raja akan menerimamu sebagai menantunya?” ucap ibu tua itu. “Aku rasa Raja adalah orang yang baik, Bu. Aku yakin dia tak menilai fisikku saja, tapi juga kemampuanku,” ungkap Joko dengan yakin. Ibu Joko pun menyetujui keinginan anaknya. Begitu pula dengan si Gundul yang juga memberi dukungan pada sahabatnya tersebut. Keeseokan harinya, pria itu datang ke istana. Semua orang mengejeknya, “Mana mau seorang putri menikah dengan orang jelek sepertimu.” Meski demikian, ia tak putus asa. Ia dengan gagah menunjukkan kemampuannya dalam memanah yang diajarkan oleh si Gundul. Raja terkesima dengan kehebatan Joko Kendil. Ia pun meminta putri pertamanya untuk menerima Joko. Tapi, putri pertama raja menolak. Ia tak mau menikah dengan pria yang tak tampan. Berbeda dengan putri pertama, putri terakhir justru tertarik dengan pria berbadan kecil ini. “Ayah, bisakah aku saja yang menjadi istri Joko Kendil? Bagiku, ia pria yang baik dan bakatnya sungguh luar biasa,” pinta putri bungsi pada raja. “Benarkah kamu ingin menikah dengannya, Anakku?” tanya sang raja. “Benar ayah. Sebelum menikahkan kami. Biarkan kami saling berkenalan dulu selama 1 minggu, bolehkah?” pinta si bungsu. “Tentu saja boleh, Nak.” ucap sang raja. Sang Raja pun mengumumkan tiga pria yang memikat hati anak-anaknya. Saat nama Joko Kendil disebutkan, orang-orang pun sulit memercayainya. Berubah Menjadi Pangeran Tampan Sumber The Story of Joko Kendil – Pustaka Pelajar Di suatu pagi, putri bungsu berjalan-jalan dengan Joko Kendil. Orang-orang tak berhenti memandangi mereka. Tak sedikit juga yang berbisik, “Apakah putri buta? Kenapa dia mau dengan pria cebol itu?”. Meski demikian, Joko Kendil dan putri bungsu tetap asyik mengobrol. Mereka tak peduli dengan ucapan orang-orang. Lalu, Joko Kendil bertanya, “Putri, kau sangatlah cantik. Sedangkan aku adalah buruk rupa. Bagaimana bisa kau tahan dan mau denganku?” Sang putri pun menjawab, “Sungguh aku tak mempermasalahkan fisikmu. Hatimu baik. Kamu juga berbakat. Itulah yang aku suka darimu,” ungkap sang putri. Hari demi hari pun berlalu. Tibalah saat putri bungsu dan Joko Kendil menikah. Acara pernikahan digelar secara meriah. Banyak tamu dari seberang desa pun menghadiri pernikahan tersebut. Di pelaminan, putri bungsu sudah duduk dengan wajah cantiknya. Saat Joko Kendil datang menghampiri pelaminan, orang-orang luar desa pun terkejut. “Apakah benar ini calon suami sang putri? Kenapa wajahnya seperti itu? Badannya saja kerdil,” ungkap para warga. Meski mendengar perkataan itu, Joko Kendil tetap berjalan dengan tegap menuju pelaminan. Si Gundul yang turut menghadiri pernikahan tersebut berbisik pada Joko Kendil, “Tak usah dengarkan mereka, Sahabat! Kamu adalah orang yang hebat.” Sesampainya di pelaminan, prosesi pernikahan pun dimulai. Setelah sah menjadi suami istri. Mereka pun diminta untuk berpelukkan. Sungguh terkejut semua orang, setelah sang putri memeluk Joko Kendil, tiba-tiba Joko berubah menjadi pangeran yang berwajah sangat tampan. Itu berarti, kutukannya telah hilang karena dipeluk oleh wanita yang dicintainya. Mereka pun hidup berbahagia. Baca juga Dongeng Ali Baba dan 40 Pencuri Beserta Ulasan Lengkapnya, Pelajaran tentang Ketamakan Unsur Intrinsik Setelah menyimak cerita rakyat Joko Kendil, kini saatnya mengulik unsur intrinsiknya. Berikut ini adalah beberapa unsurnya; 1. Tema Legenda Joko Kendil memiliki tema atau inti cerita tentang seorang pria yang dikutuk menyerupai kendil. Ia berjuang hidup dengan baik meskipun banyak yang menghinanya. 2. Tokoh dan Perwatakkan Sumber Joko Kendil – Grasindo Ada dua tokoh utama dalam cerita rakyat ini, yakni Joko Kendil dan ibunya. Seperti yang telah dikisahkan di atas, Joko Kendil memiliki sikap yang baik, tak mudah menyerah, dan pemberani. Ibunya memiliki sifat yang baik hati. Ia menerima kondisi fisik Joko Kendil dan selalu mendukung anak semata wayangnya tersebut. Tokoh-tokoh pendukung dalam dongeng Joko Kendil ini juga menarik untuk dikulik. Beberapa di antaranya adalah si Gundul, kedua pemuda utusan raja ayah Joko Kendil, putri bungsu, putri sulung, dan raja. Kedua pemuda yang merupakan utusan dari ayah Joko Kendil hadir di cerita bagian awal. Mereka sebenarnya memiliki sifat yang baik. Sebab, awalnya mereka diminta untuk membunuh atau membuang Joko Kendil. Tapi, mereka tak tega, lalu menyerahkannya pada ibu tua. Berikutnya adalah si Gundul yang cerdas. Ia bahkan bisa mengajari Joko menjadi pemanah yang hebat. Di cerita rakyat Joko Kendil ini, ada pula tokoh putri pertama yang sikapnya cukup jahat. Ia tak mau menikah dengan Joko Kendil hanya karena fisiknya yang kurang sempurna. Sementara itu, putri bungsu dan raja adalah orang yang baik. Mereka tak menilai Joko Kendil dari fisiknya saja, tapi justru dari bakat dan kebaikan hatinya. 3. Latar Ada beberapa latar tempat yang disebutkan dalam dongeng Joko Kendil. Di antaranya adalah hutan, pasar, rumah, kerajaan, dan kebun. Sementara latar waktu yang digunakan adalah pagi hari, siang hari, serta sore hari. 4. Alur Cerita Legenda ini menggunakan alur maju. Sebab, kisahnya diceritakan secara runtut sejak Joko masih bayi hingga ia tumbuh dewasa dan menikah. 5. Pesan Moral dari Cerita Rakyat Joko Kendil Pesan moral dalam cerita rakyat Joko Kendil adalah janganlah menghina seseorang karena fisiknya yang tidak sempurna. Di dunia ini, tak ada satu pun orang yang terlahir sempurna, sehingga kita harus menghargai setiap kekurangan manusia. Selain itu, janganlah kita menilai orang dari luarnya saja. Joko Kendil memang kerdil, tapi ia memiliki sifat yang baik hati. Tak hanya intrinsik, sebenarnya ada juga unsur ekstrinsik dari dongeng Joko Kendil. Yakni unsur di luar cerpen yang berkaitan dengan latar belakang masyarakat, penulis, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Baca juga Kisah Nenek Pakande dan Ulasannya, Legenda Wanita Tua Pemakan Manusia dari Sulawesi Selatan Serba-Serbi Setelah mengetahui cerita rakyat Joko Kendil dan unsur intrinsiknya, kini saatnya kamu menyimak fakta menariknya. Apakah itu? Yuk, baca langsung! 1. Pernah Diangkat Menjadi FTV Sumber YouTube – MD Entertainment Legenda Joko Kendil ini ternyata pernah diangkat menjadi FTV yang tayang di salah satu televisi swasta Indonesia. Tokoh Joko Kendil diperankan oleh Ucok Baba. Sementara sang putri diperankan oleh artis cantik Tsania Marwa. Ada pun FTV ini juga diperankan oleh tokoh-tokoh kenamaan Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Vicky Nitinegoro, Lia Waode, dan Meidina Hutomo. Baca juga Cerita Abu Nawas Mencari Cincin dan Ulasannya, Kisah Menggelikan yang Mengandung Pesan Bijak Sudah Puas dengan Cerita Rakyat Joko Kendil? Demikianlah cerita rakyat Joko Kendil beserta unsur intrinsik dan serba-serbinya. Kisahnya cukup menarik dan sarat akan pesan positif, bukan? Nah, kalau suka dengan cerita rakyat ini, cobalah untuk menceritakannya pada anak, adik, atau keponakanmu yang masih kecil. Dari dongeng ini, ajarkanlah mereka untuk tak menghina kekurangan orang lain. Bila masih butuh legenda atau dongeng nusantara lainnya, langsung saja kepoin Ada cerita rakyat Jaka Tarub, Timun Mas, Keong Mas, Malin Kundang, dan masih banyak lagi. Selamat membaca! PenulisRinta NarizaRinta Nariza, lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, tapi kurang berbakat menjadi seorang guru. Baginya, menulis bukan sekadar hobi tapi upaya untuk melawan lupa. Penikmat film horor dan drama Asia, serta suka mengaitkan sifat orang dengan zodiaknya. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri. Banyak sekali dongeng dari Jawa Tengah yang telah kakak terbitkan. Salah satu yang menarik dan akan kakak posting hari ini adalah cerita rakyat Joko Kendil. Dongeng Joko Kendil memerikan kita banyak pelajaran berharga. Yuk kita ikuti bersama sampai selesai. Pada zaman dahulu kala, di suatu desa terpencil di Jawa Tengah ada seorang janda miskin. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bentuknya menyerupai periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk untuk menanak nasi itu disebut kendil. Karena anak laki-laki itu menyerupai kendil maka Ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya seperti kendil, namun sang ibu tidak merasa malu maupun menyesali, bahkan sebaliknya Ia sangat menyayanginya dengan tulus. Ketika masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya. Ia sangat jenaka sehingga disenangi teman-temannya. Pada suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya. Diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. “Aduh, ada kendil bagus sekali. Lebih baik untuk tempat kue dan buah-buahan,” kata seorang ibu sambil memasukkan bermacam-macam kue dan buah ke dalam kendil itu. Ia tidak tahu bahwa kendil itu sebenarnya adalah manusia. Setelah terisi penuh, Joko Kendil perlahan-lahan menggelinding keluar. “Kendil ajaib! Kendil ajaib! Teriak orang-orang yang melihat kejadian itu. Mereka berebutan memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil pun semakin cepat menggelinding pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Joko Kendil Iangsung menemui ibunya. “Dari mana kau mendapat kue dan buah-buahan sebanyak ini?” tanya ibunya penuh keheranan. Joko Kendil dengan jujur menceritakan apa yang dialaminya. Semuanya itu bukan hasil curian melainkan pemberian ibu-ibu di dapur suatu pesta perkawinan. Menurut mereka kendil yang indah itu Iebih tepat untuk menyimpan kue dan buah-buahan daripada digunakan untuk menanak nasi. Tahun demi tahun Joko Kendil bertambah umur dan semakin dewasa. Namun tubuhnya tidak berubah, tetap seperti kendil. Pada suatu hari Joko Kendil menyampaikan keinginannya untuk segera menikah. Tentu saja ibunya bingung, siapa yang mau menikah dengan anaknya yang berbentuk kendil. Ibunya semakin bingung lagi ketika Joko Kendil menyatakan hanya mau menikah dengan puteri raja. “Apa keinginanmu tidak keliru, anakku? Engkau anak orang miskin, bentuk tubuhmu seperti kendil. Mana mungkin puteri raja mau menikah denganmu?” kata ibunya. Tapi Joko Kendil tetap mendesak untuk segera melamarkan puteri raja untuknya. Akhirnya pada hari yang ditentukan Joko Kendil dan ibunya menghadap raja. Sang raja mempunyai tiga orang puteri yang cantik jelita. Ibu Joko Kendil dengah hati-hati menyampaikan bahwa maksud kedatangannya adalah untuk melamar salah seorang puteri raja. Sang raja sangat terkejut tetapi dengan bijaksana Ia menanyakan jawabannya kepada ketiga puterinya itu. “Puteriku, Dewi Kantil, Dewi Mawar, dan Dewi Melati, adakah di antara kalian yang bersedia menerima lamaran Joko Kendil?” “Ayahanda, saya tidak sudi menikah dengan anak desa yang miskin itu,” jawab Dewi Kantil ketus. “Saya pun tidak mau menikah dengan makhluk aneh itu. Saya hanya mau menikah dengan putera mahkota yang tampan dan kaya raya,” jawab Dewi Mawar dengan nada sombong. Sang raja pun mengalihkan pandangannya kepada Dewi Melati. “Ayahanda, mohon restui saya. Lamarannya saya terima dengan sepenuh hati,” jawab Dewi Melati. Mendengar jawaban Dewi Melati mengagetkan itu, sang raja pun sejenak. Ia tidak mengerti apa yang mendorong Dewi Melati bersedia menjadi istri Joko Kendil. Namun sebagai raja yang bijaksana Ia harus menepati janjinya. Cerita Rakyat Joko Kendil – Dongeng Jawa Tengah “Aku merestuimu, anakku,” kata raja. Keputusan Dewi Melati ini Iangsung disampaikan kepada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil pun dilangsungkan dengan meriah. Mendengar jawaban Dewi Melati yang mengagetkan itu, sang raja pun tertegun sejenak. Ia tidak mengerti apa yang mendorong Dewi Melati bersedia menjadi istri Joko Kendil. Namun sebagai raja yang bijaksana Ia harus menepatijanjinya. “Aku merestuimu, anakku,” kata raja. Keputusan Dewi Melati ini langsung disampaikan kepada ibu Joko Kendil. Akhirnya perkawinan Dewi Melati dan Joko Kendil pun dilangsungkan dengan meriah. Joko Kendil pun resmi menjadi suami Dewi Melati dan mereka hidup berbahagia. Namun kebahagiaannya selalu terganggu dengan ejekan dan cemoohan kedua kakaknya. “Lihat, suami Dewi Melati jalannya menggelinding seperti bola,” kata Dewi Kantil yang sengaja bicara dengan keras agar terdengar oleh adiknya. “Wajahnya jelek, tubuhnya aneh, Iebih tepat untuk tempat buang sampah saja,” sambung Dewi Mawar. Semua ejekan itu diterima dengan tabah dan penuh kesabaran oleh Dewi Melati. Pada suatu hari, raja mengadakan perlombaan ketangkasan dan keterampilan menggunakan senjata sambil berkuda. Seluruh keluarga kerajaan menyaksikan lomba itu. Akan tetapi Joko Kendil tidak terlihat di arena perlombaan karena sakit. Dewi Melati pun duduk sendirian. “Hore! Hore!” teriak para penonton membahana saat melihat para panglima dan pangeran dari berbagai negeri memperlihatkan keahliannya. Di tengah-tengah kemeriahan lomba ketangkasan, tiba-tiba penonton terpesona melihat kedatangan seorang ksatria tampan dan gagah perkasa yang sedang memasuki arena. Ia mengenakan pakaian kerajaan yang gemerlapan dan naik kuda tunggangan yang gagah perkasa pula. Dewi Kantil dan Dewi Mawar Iangsung terpesona hatinya dan berusaha menarik perhatian pangeran itu. Mata mereka melirik Dewi Melati yang duduk termangu sendirian. Dongeng dari Jawa Tengah – Cerita Rakyat Joko Kendil “Hanya kita yang pantas bersanding dengan Pangeran tampan itu. Lihat, adik kita sedang termenung memikirkan kendil pujaannya,” ejek Dewi Mawar sambil mencibir ke arah Dewi Melati. Karena tak tahan menerima ejekan kedua kakaknya maka Dewi Melati pun meninggalkan arena perlombaan dan lari kekamarnya. Ketika masuk kamar, Dewi Melati tidak melihat suaminya yang terbaring sakit, melainkan hanya melihat sebuah kendil yang kosong. “Kendil ini yang membuatku selalu dihina sehingga membuatku sedih. Lebih baik kuhancurkan saja!” teriak Dewi Melati sambil menghempaskan kendil itu ke Iantai sampai hancur berkeping-keping. Seketika itu juga tiba-tiba di hadapannya muncul seorang ksatria yang sangat tampan dan gagah perkasa persis pangeran berkuda yang mempesona di arena lomba. “Siapa kamu, mengapa ada di kamarku?” tanya Dewi Melati terkejut. “Akulah Joko Kendil suamimu,” ucap sang Pangeran. Sang Pangeran pun menceritakan bahwa tubuhnya yang berbentuk kendil itu adalah kehendak Dewata. Tubuhnya akan kembali seperti semula apabila ada seorang puteri raja yang tulus bersedia menikah dengannya. Dewi Melati begitu takjub mendengar cerita itu dan Iangsung memeluk suaminya dengan bahagia. Kejadian itu membuat Dewi Kantil dan Dewi Mawar malu sekaligus iri atas keberuntungan adiknya. Pesan moral dari Cerita Rakyat Joko Kendil – Dongeng Jawa Tengah adalah Kita tidak boleh menghina orang yang nasibnya kurang beruntung. Seharusnya kita menolongnya dengan tulus dan ikhlas. Kita harus menghargai sesama tanpa berprasangka buruk. Temukan Cerita Rakyat Jawa Tengah terbaik lainnya pada artikel kami berikut ini Cerita Dongeng Anak Ande-Ande Lumut Legenda Joko Kendil berasal dari daerah Jawa Tengah. Kendil adalah salah satu alat rumah tangga yang fungsinya untuk memasak nasi atau sebagai wadah. Cerita ini tentang seorang anak raja yang terkena sihir. Yaitu kepalanya berbentuk kendil atau panci. Kutukan tersebut akan hilang ketika Jaka Kendil bertemu dengan seorang putri raja yang tulus dan menerima apa adanya. Akankah Jaka Kendil bertemu dengan putri yang tulus menerimanya? Bagaimana kisahnya? Berikut cerita lengkapnya dalam bahasa jawa. Asal Usul Jaka KendilKejahatan Selir RajaKelahiran Jaka KendilPesan Pertapa untuk RajaJaka Kendil Diasuh Mbok RondhoJaka Kendil Bertemu Putri Negeri SeberangJaka Kendil Melamar Putri Negara SeberangPernikahan Jaka Kendil dengan Putri NgapuntenJaka Kendil Menjadi RajaUnsur Intrinsik Cerita Rakyat Jaka KendilTemaTokohLatarAlur CeritaSudut PandangAmanat / Pesan Moral Asal Usul Jaka Kendil Ing Kerajaan Ngambar Arum dhaerah Jawa Tengah, ana Raja jenenge Asmawikana. Raja kasebut duwe permaisuri jenenge Prameswari lan duwe selir jenenge Dewi Dursilawati. Raja Ngambar ora duwe putra sing bakal nerusake tahta kraton Ngambar. Kahanan kasabut gawe Raja sedhih banget. Sabenere, Prameswari wis ngandhut kaping pindho nanging ora iso slamet amarga ana sing ngekei racun. Selir Dursilawati yaiku wong kang sing menehi racun maring panganan utawa ngombene ratu Prameswari. Dheweke iri lan ora pingin yen anake Prameswari sing nerusake tahtah Kerajaan Ngambar. Dursilawati pingin anake dheweke mengko sing di lahirake dadi putra mahkota nanging dheweke ora ngandhut. Ing salah sijining dino, Raja Asmawikana lungguh lan ngerasa curiga maring Dewi Dursilawati yaiku selire dewe. “Opo iya sing ngeracun Prameswari iku Dursilawati?”. Wiwit kuwi, Raja luwih ngati-ati marang panganan lan ngombene Ratu Prameswari. Sakabehane dayang di kongkon ngawasi apa wae sing di pangan Prameswari nganthi ati-ati. Lan kudu mriksa sakabehane panganan sing arep di pangan lan di ombe Ratu Prameswari. “Dayang-dayang ing istana iki, Elinga! Ratu Prameswari ora oleh mangan lan ngombe tanpa sangertine kowe. Kowe ya kudu ngati-ngati menehi Ratu panganan! Priksaen kabeh panganan lan ombenan kuwi!”. Ngendikane Prabu Asmawikana. “”Inggih kanjeng”. Wangsulane dayang kanthi bebarengan. Sawise iku, kabeh panganan gawe Ratu Prameswari di wenehake sawise di prikso marang dayang kerajaan. Amarga iku, Dewi Dursilawati ora iso ngeracun Prameswari maneh. Kejahatan Selir Raja Nanging selir Dursilawati ora kentekan akal, dheweke duwe akal yen arep menehi sihir marang bayi ing rahime Ratu. Dheweke menyang dhukun lan jaluk tulung supaya bayi ing rahime Prameswari dadi wong kang cacat. “Mbah dhukun, tulungen aku! Aku arep jaluk supaya bayi sing ana ing rahime Ratu Prameswari ora dadi bocah kang normal!”. Jalukane Selir Dursilawati Dhukun kuwi menehi opo sing di jaluk Dursilawati. Lan dadiaken jabang bayi sing ana ing rahime Ratu dadi bocah cacat. Kelahiran Jaka Kendil Sawise Dursilawati menyang dhukun, ora suwe Ratu Prameswari nglairake anak lanang. Nanging ana sing gawe kaget sakabehane wong, utamane Raja Asmawikana. Bayi sing di lahirake Ratu ora normal, sirahe gedhe kaya kendil utawa panci. Nalika Prabu Asmawikana weruh anake lahir kanthi cacat, raja lan ratu sedhih banget. Ratu nampa anak kuwi kanthi becik, nanging Raja Asmawikanan ora gelem nyawang anake. Anak sing baru lahir kuwi di jenengi Joko Kendil lan di rumat ratu kanthi tresna lan ati sing seneng. Pesan Pertapa untuk Raja Sawise weruh anake cacat, Raja mrintah pengawal kraton Ngasem ngundhang pertapa sing sakti kanggo delok rupane putrane sing ora normal. Nganti sawijining dina, pertapa kang sakti kuwi ana ing kraton Ngasem ngadhep Raja Asmawikana. “Pangapurane Gusti Prabu, nopo sing saget kulo tulung?”. Ujare pertapa. Raja banjur nyritakake kahanan putrane sing lahir ora normal. “Pertapa, apa sampeyan ngerti kena apa sirahe anaku rupane kaya kendil? Apa penyakite anaku iso waras?”. Raja takon nganthi ora tenang. “Pangapuraning Gusti Prabu miturut kawruhe abdi, putrane Gusti Prabu kena sihir. Gusti Prabu kudu saget masrahaken putrane dateng mbah putri sing asmane Mbok Rondho” “Mbah Putri wonten teng pinggir kali, cedhak panggone Prabu Dawud”. “Ing sawijining dina sawisi putrane Gusti Prabu nikah kaliyan putri raja sing isa nerima opo onoke, putrane Gusti Prabu bakale dadi ksatriya sing gagah, wani, wicaksana lan apik rupane”. Wangsulane pertapa. “Matur nuwun pertapa!” Ujare Prabu Asmawikana. Sawise entuk nasihat saking pertapa, Raja Asmawikana ngirim utusan kraton lan ngirim putrane maring mbok Rondho. Raja dhawuh marang pengawal liyane kanggo nyekel dhukun sing wis nyihir anake supaya di pateni. Nanging dhukun kuwi wis ora ana ing umahe. Dhukune wis mlayu adoh saka deso kasebut kanggo nylametake awake. Dewi Dursilawati wis matur marang mbah dhukun babagan penahanan sing di dhawuhi Raja. Jaka Kendil Diasuh Mbok Rondho Ing panggonan liya, utusane raja wis teka ning omahe mbok Rondho kanggo nitipake Jaka Kendil. “Mbok Rondho, Gusti Prabu Asmawikana sampun dhawuh supaya masrahaken putrane dhateng mbok Rondho”. “Kanggo matur nuwuni Gusti Prabu niki di tinggali emas lan permata kanggo urip Jaka Kendil lan mbok rondho mengko”. Ujare utusane Gusti Prabu. Mbok Rondho nerimo Jaka Kendil kanthi rasa seneng. Jaka di emong kanthi rasa tresna nganti diwasa. Wektu liwat kanthi cepet, Jaka Kendil wis diwasa. Nalika diwasa, Jaka luwih sering nulungi mbok rondho ing sawah. Jaka kendil dadi bocah sing rajin, becik atine lan seneng nulung wong kang kasusahan. Amarga sering nulung, sekabehane wong tresna maring Jaka Kendil. Jaka Kendil Bertemu Putri Negeri Seberang Ing salah sijining dina, Raja saka negara liya lelungan ngeliwati kali cedhak Dukuh Kasihan panggone Jaka Kendil lan Mbok Rondho urip. Ing rombongan kasebut akeh anake raja kang ayu banghet. Ningali [ara anake Raja Negeri Seberang, Jaka Kendil langsung katresnan. Dheweke terus delok putri raja kang ayu banghet lan mikiri putri kasebut. Senajan rombongane raja wis bali meyang negarane, Jaka terus mikiri anak-anake raja. Tengah wengi, wayah sore lan wayah isuk Jaka kelingan raine Putri raja sing ayu. Saben dina tansah mbayangna yen bakale ana ing ngarepe dheweke. Jaka kendil pancen rumangsa tresna banghet marang Putri Ngapunten lan duwe niatan bakale nglamar. Ana ing omah, dheweke nuduhake niate marang ibu angkate. “Mbok, Jaka tresna marang anake putri raja negeri seberang . Si mbok arep nglamarke aku?” pitakone Joko Kendil. Mbok Rondho kaget banghet krungu panjalukane anak angkate kuwi. “Kowe ojho jaluk sing aneh-aneh to le! Kepriye Raja kuwi bakal nampa lamaranmu kanthi kahananmu kaya ngene iki. Kejaba iku, sing kowe tresnani anake raja.” “Luwih becik kowe iso batalna niatmu, Jaka!” Pituture mbok rondho kanggo Jaka Kendil. “Ora mbok, apa salahe nyoba dhisik” Jaka Kendil ndesek ibu angkate. Wiwitane mbok rondho ora gelem nuruti panjalukane Joko Kendil. Nanging merga terus di desek, dheweke gelem nuruti panjalukane anake sing di tresnani. Jaka Kendil Melamar Putri Negara Seberang Mbok rondho langsung menyang kraton kanggo ngaturake kekarepane Jaka Kendil marang Prabu Asmawikana. Raja kang wicaksana kuwi setuju. “Kulo mberkahi putraku marang anake raja negeri seberang. Nanging aku jaluk tulung, Mbok Rondho wae sing teka ing negeri sebrang nglamar putri Ngapunten”. “Sekabehane kebutuhan kanggo nglamar putri raja bakal tak siapke lan ngirim pengawal kanggo ngiringi sampeyan”. Ngendikane Prabu Asmawikana. Mbok Rondho ora nolak panjalukane Raja Asmawikana. Wayah dina sadurunge menyang nglamar, Joko Kendil donga marang Gusti Kang Agung supaya lamarane di tampa. Amarga pandongane, bengine jaka kendil mimpi Raja negeri seberang nampa lamarane. Raja negeri seberang ya ngimpi pisan lan delok dheweke mlayu menyang kendi. Nalika kendine di wenehake marang putrine sing ragil yaiku putri Ngapunten. Sawisi iku kendine dumadakan dadi ksatrian kang gantheng lan gagah perkoso. Raja negeri seberang ya ngarep-ngarep yen mimpine bakale dadi nyata. Lan nyangka yen mimpi kasebut duwe pratanda kang becik. Ing salah sijining dina, mbok rondho lan pengawale raja Asmawikana ana ing negeri seberang kanggo nglamar putri raja negeri seberang. Mbok rondho lan rombongan gawa emas sing bakale di wenehake marang putri raja Negeri Seberang. Mbok rondho enggal mbeberake maksude tekane yaiku arep nglamar putri raja. Iki ndadekake raja negeri sebrang mikir apik sanajan dheweke delok rupane Joko Kendil sing aneh. Nanging raja ing negara seberang ora gelem mutusake dhewe. Dheweke nawani lamarane marang anake kang ana telu. Mung putri sing ragil yaiku putri Ngapunten sing gelem rabi karo Joko Kendil. “Aku nampa lamarane Jaka Kendil. Saiki mbalika menyang negara kanggo ngirim berita apik iki menyang Raja Asmawikana!” Ngendikane Raja Seberang. “Inggih, Gusti Prabu!” Wangsulane Mbok Rondho kanthi seneng. Pernikahan Jaka Kendil dengan Putri Ngapunten Sawisi lamarane di tampa, mbok rondho lan para utusane raja Asmawikana nyuwun bali kanggo ngabari raja Asmawikana. Krungu kabar apik iki, Raja Asmawikana mrentah kabeh pengawale kanggo nyiapake pesta kawinane putrane. Pesta kawinan Jaka Kendil lan Putri Ngapunten ana ing istana negara seberang. Pestane di rayakake dening pagelaran seni lan tari. Undhangan sing teka saka macem-macem negara. Nanging nalika Joko Kendil lan Putri raja mlaku arepe lungguh ing ngarep, sakabehane tamu undhangan dadi rame. Akeh wong sing ora percoyo yen kawinan iki ora cocog. Merga Putri raja ayu banghet. Nanging Joko Kendil putrane Prabu Asmawikana wujude cacat yaiku sirahe podo kaya kendil. Ing tengah acara kawinan, ana kedadean kang ajaib. Joko Kendil ora ana ing tengah Putri lungguh dewe ana ing ngarep. Dumadakan ing tengah pesta, ana wong enom sing gagah lan gantheng banghet. Kabeh wong podo kesemseng lan seneng marang wong enom kuwi, utamane para cah wadon. Bocah sing gagah kuwi mlaku ning ngarep lan lungguh ana ing pinggire Putri Ngapunten. “Kowe sapa? Kok lungguh ing sandhingku?” takon putri Ngapunten. “Aku iki bojomu Jaka Kendil” wangsulane pangeran kang gantheng. Jaka Kendil nyritakake yen sirahe wujude kaya kendi iku merga kena sihir. Awake bakale bali normal yen ana putri raja sing tulus lan gelem rabi karo dheweke. Putri Ngapunten kaget banghet krungu critane lan langsung ngrangkul bojone kanthi seneng. Para undhangan ya padha kaget kabeh nanging padha seneng delok kahanan sing ajaib kuwi. Sawisi iku kabeh wong podo nyadari yen Joko Kendil yaiku anake raja sing gantheng lan gagah. Akhire acara kawinan kuwi dadi acara sing meriah. Kabeh undhangan padha bungah delok penganten sing wis dadi pasangan kang cocog banghet. Jaka kendil lan putri Ngapunten uripe seneng sawise acara kawinan kasebut. Jaka Kendil Menjadi Raja Ora suwe sawise kawinan, Joko Kendil di angkat dadi raja kanggo gantiaken bapake yaiku Raja Asmawikana sing wis tuwo. Sakabehane keluwarga karajaan podo bungah yen Jaka wis di angkat dadi raja. Kejaba wong siji sing ora seneng yaiku Dewi Dursilawati selire Raja Asmawikana. Dursilawati ora seneng merga dheweke ora iso ngandhut anak sing di arepake dadi gantine raja. Merga rasa iri kasebut, Dursilawati arep gawe cilaka bojone Jaka Kendil. Nanging niate luwih disik di weruhi Raja Asmawikana saking arahane petapa. Sahingga Dursilawati ora isa gawe cilaka bojene Jaka Kendil. Sawisi kuwi, dheweke mlaku menyang hutan merga ora wani di kei hukuman Raja. Ing wektu iku, Dewi Dursilawati tibo lan melbu ing jurang, sahingga dheweke ora slamet lan mati ing jurang kasebut. Setelah membaca isi cerita secara keseluruhan, kita dapat menganalisis unsur intrinsiknya. Berikut unsur intrinsik cerita rakyat jaka kendil dalam bahasa Jawa. Tema Legenda Joko Kendil menceritakan tentang seorang anak raja yang terkena sihir yaitu kepalanya mirip kendil atau panci. Sihir tersebut di sebabkan oleh selir ayahnya dan akan hilang ketika Joko Kendil berhasil menikah dengan putri raja yang meneri dia apa adanya. Tokoh Joko Kendil sifatnya baik hati, suka menolong dan bijaksana. Hal ini berdasarkan sikap Jaka yang senang membantu orang lain hingga dia di sukai banyak orang karna sifatnya yang baik. Raja Asmawikana bijaksana dan tegas. Hal ini berdasarkan sikapnya yang mau menghukum dukun yang telah menyihir anaknya. Dan ketegasan dan kebijaksanaan ketika ingin menghukum selirnya. Ratu Prameswari baik hati dan penyayang. Sikap ratu yang menyayangi anaknya yaitu Jaka Kendil meskipun memiliki kelainan menunjukkan bahwa dia baik hati dan penyayang. Mbok Rondho  baik hati. Hal ini karena sikap mbok rondho yang mau menerima dan mengasuh Joko Kendil meskipun memiliki tubuh yang tidak normal. Dewi Dursilawati  jahat, kejam dan licik. Sifat ini di tunjukkan ketika dia beberapa kali meracuni ratu agar kandungannya gugur. Serta kelicikannya untuk mengusir dukun agar kejahatannya tidak terbongkar. Serta kekejamannya ketika dia meminta bantuan dukun untuk menyihir Joko Kendil dan memiliki niat untuk membunuh Joko Kendil. Latar Latar Tempat Kerajaan Ngambar Arum, Kerajaan Negara Seberang, Hutan, Rumah Mbok Rondho. Latar Waktu Pada zaman dahulu, pagi, siang, malam. Alur Cerita Alur ceritanya maju karena menceritakan dari awal Jaka Kendil di lahirkan hingga dia tumbuh dewasa menjadi Raja Kerajaan Ngambar Arum. Sudut Pandang Sudut pandang orang ketiga karena menceritakan kisah orang lain. Amanat / Pesan Moral Pesan moral dari cerita Joko Kendil Jangan meremehkan seseorang hanya karena memiliki fisik yang tidak sempurna. Setiap kekurangan manusia harus kita hargai, karena setiap orang tidak ada yang sempurna. Jangan menilai seseorang dari luarnya saja, Jaka Kendil memang tidak sempurna namun dia memiliki sikap dan hati yang baik. Pada akhirnya yang berbuat buruk akan mendapatkan balasaannya. Buah dari kesabaran adalah kebahagian yang sangat luar biasa.